en id

Harmonisasi Tata Ruang Tri Hita Karana, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali Gelar Puncak Upacara Tawur Balik Sumpah

12 Nov 2019

kembali ke list


MANGUPURA – Keseimbangan merupakan salah satu hal yang paling utama dalam kehidupan. Dalam filosofi yang dianut oleh masyarakat Bali, dikenal falsafah Tri Hita Karana. Falsafah tersebut dimaknai sebagai “Tiga Penyebab Terciptanya Kebahagian”, di mana dalam ajaran tersebut menekankan adanya tiga macam hubungan. Tiga hubungan tersebut adalah hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, serta hubungan manusia dengan Tuhan pencipta alam semesta. Tiga hubungan tersebut berjalan selaras, dengan menciptakan suatu harmoni.

Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang berdiri di tanah Bali dengan segala keluhuran budayanya, selalu menjunjung tinggi nilai-nilai filosofis leluhur yang diwujudkan melalui berbagai medium.

Dengan tujuan untuk mengharmoniskan kembali tata ruang Tri Hita Karana, serta untuk menetralisir unsur negatif (butha kala) menjadi unsur positif, manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali menggelar rangkaian upacara Tawur Balik Sumpah.

Rangkaian upacara telah berlangsung dari tanggal 25 Oktober, serta akan paripurna pada 16 November mendatang. Hari ini, Selasa (12/11), bertempat di Pura Jagat Tirtha, digelar puncak karya rangkaian upacara Tawur Balik Sumpah, Pedudusan Agung Menawa Ratna Lan Caru Wrheraspati Kalpa Utama, Rsi Gana Ageng, Pujawali Utama Pura Jagat Tirtha.

“Upacara Tawur Balik Sumpah merupakan upacara dengan tingkatan utama yang wajib dilaksanakan dalam kurun waktu 35 tahun sekali. Tujuan dari dilaksanakannya rangkaian upacara ini adalah untuk menyelaraskan kembali Tri Hita Karana atau harmonisasi tiga unsur, yaitu hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam, serta hubungan manusia dengan Sang Pencipta,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Herry A.Y. Sikado.

“Upacara ini juga ditujukan untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat, khususnya di lingkungan bandar udara, untuk selalu sadar akan kewajibannya terhadap Sang Pencipta alam semesta, serta untuk membina harmonisasi Tri Hita Karana,” lanjutnya.

Upacara puncak yang dilaksanakan pada Selasa sore di Pura Jagat Tirtha yang terletak di Kompleks Peribadatan Bandar Udara tersebut dipimpin oleh empat Pemuput, yakni Ida Resi BW Putra Ardhanareswara, Ida Pedanda Made Gede Pengiasan, Ida Resi Agung Wayabiya Suprabu Sogata Karang Buduk, serta Ida Pandita Mpu Jaya Pura Pemuteran Griya Penataran Renon. Pada pagi harinya, dilaksanakan upacara di sejumlah lokasi di kompleks bandar udara.

“Rangkaian upacara ini juga sebagai wujud permohonan kepada Sang Pencipta, untuk memohonkan agar supaya operasional bandar udara selalu berjalan dengan lancar, serta agar Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dapat terus menerus memberi dampak positif terhadap lingkungan sekitarnya. Semoga melalui rangkaian upacara ini, bandar udara beserta lingkungan di sekitarnya, termasuk warga masyarakat desa adat penyangga bandar udara dan masyarakat Bali pada umumnya, senantiasa berada dalam lindungan-Nya, serta selalu diberikan keberkahan dan kebahagiaan,” ucap Herry.

Dalam rangkaian upacara, sebelumnya telah dilaksanakan beberapa upacara sejak dimulainya rangkaian pada tanggal 25 Oktober lalu. Pada tanggal 7 November lalu, dilaksanakan upacara Melasti yang bertempat di pantai di area bandar udara, serta pada hari Minggu, 9 November, digelar upacara Tawur Balik Sumpah Utama di area sisi udara di selatan landas pacu bandar udara

“Dengan kembali harmonisnya tata ruang Tri Hita Karana, secara langsung akan menyelaraskan kembali hal-hal spiritual di lingkungan bandar udara. Ke depan, kami selaku pengelola bandar udara akan segera melaksanakan pengembangan bandar udara. Melalui rangkaian upacara ini, kami turut memohon kepada Sang Pencipta untuk senantiasa memberikan perlindungan demi kelancaran pekerjaan pengembangan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, yang nantinya akan semakin memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, masyarakat Bali, serta bagi seluruh pengguna jasa bandar udara,” tutupnya. [RN]