en id

Naik Peringkat, Bandara I Gusti Ngurah Rai Makin Genjot Kualitas Pelayanan

24 Feb 2015

kembali ke list


MANGUPURA - Memasuki usianya ke 51 yang jatuh tepat tanggal 20 Februari 2015, PT. Angkasa Pura I makin gencar dalam memantapkan posisinya untuk menjadi salah satu pengelola bandara terbaik di Asia. Upaya nyata yang sudah dilakukan adalah melalui transformasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Transformasi tidak hanya dari fisik bangunan tetapi diseluruh aspek pelayanan kebandarudaraan.  

Dengan trend traffic penerbangan dan penumpang yang terus meningkat setiap tahunnya Bandara I Gusti Ngurah Rai di tahun 2015 akan mengalami titik kejenuhan (saturated) hal ini  berdasarkan hasil kajian dari lembaga research internasional L&B. Oleh sebab itu  PT. Angkasa Pura I melakukan pengembangan infrastruktur dengan nilai investasi mencapai Rp. 3 triliun yang murni dibiayai oleh Angkasa Pura I sendiri melalui loan investment.

Ada 4 elemen yang menjadi fokus pengembangan bandara, yaitu perluasan terminal domestik dan internasional, perluasan serta penataan apron serta pembangunan akses dari dan ke bandara melalui keikutsertaan Angkasa Pura I dalam pembangunan Bali tol bersama Jasamarga,  BTDC dan Pelindo. Yang terakhir adalah pembangunan General Aviation Terminal khusus bagi penerbangan charter yang merupakan  terminal private jet pertama di Indonesia.

"Seperti kita ketahui Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan pintu gerbang utama Bali tidak hanya bagi wisawatan internasional tetapi juga wisatawan domestik, untuk itu Angkasa Pura I membuka selebar-lebarnya pintu memasuki Bali melalui peningkatan kapasitas terminal. Jika dibandingkan dengan infrastuktur sebelum pengembangan, luas terminal internasional dan domestik yang baru meningkat hingga lebih dari dua kali lipat sehingga kami dapat menampung lebih banyak penerbangan dan melayani lebih banyak penumpang. Tahun 2014 kami telah melayani 17,3 juta penumpang atau meningkat 11% dibandingkan tahun sebelumnya" Ujar General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Herry A.Y. Sikado.

Dengan terminal lama Bandara I Gusti Ngurah Rai hanya mampu melayani 8,5 juta penumpang per tahun, sangat jauh dibandingkan dengan kondisi saat ini yang memiliki daya tamping 25 juta penumpang per tahun. Dengan daya tampung yang meningkat hampir 200% ini tentu sangat positif dalam menunjang kepariwisataan Bali.

Tidak hanya fasilitas terminal, Bandara I Gusti Ngurah Rai juga menjadi bandara pertama di Indonesia yang mengaplikasikan Hold Baggage Screening, sistem canggih penanganan bagasi yang dikelola secara komputerisasi.

"Kami tidak hanya membangun terminal dengan megah, tetapi juga melengkapinya dengan sistem yang canggih dan modern.  Bandara I Gusti Ngurah Rai adalah bandara pertama di Indonesia yang penanganan bagasinya tidak lagi konvensional tetapi sudah tersistem dengan sangat baik menggunakan Hold Baggage Screening atau HBS. Dengan HBS ini, pelayanan bagasi menjadi lebih cepat dengan tingkat keamanan yang juga jauh lebih baik," jelas Herry.

Bukti lain keseriusan bandara dalam meningkatkan pelayanan adalah dengan dilakukannya pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa bandara (Airport Service Quality) satu kali dalam sebulan. Agar hasil pengukuran lebih credible dan sesuai dengan standar pelayanan internasional, Angkasa Pura I menggandeng Airport Council International (ACI) yaitu lembaga internasional yang fokus pada pengembangan standar pelayanan bandara-bandara di dunia.

Di awal kerja sama, tingkat kepuasan pengguna jasa Bandara I Gusti Ngurah Rai hanya 2,9 dari skala 5 atau peringkat ke 212 dari 365 bandara yang tergabung dalam ACI.

"Yang dinilai oleh ACI tidak hanya dari perspektif penumpang saja tetapi seluruh pengguna jasa bandara, termasuk didalamnya airline, air crew dan tenant. Dari hasil pengukuran awal, kami menerima banyak rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan pelayanan, mulai dari fasilitas untuk penumpang hingga perbaikan prosedur," paparnya.

Herry menambahkan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh ACI segera ditindaklanjuti seperti penambahan trolley, penambahan kursi di ruang tunggu, kualitas suhu ruangan, kebersihan dan jumlah toilet serta masih banyak lagi.

"Selain perbaikan internal, kami juga secara intensif melakukan koordinasi dengan seluruh mitra kerja seperti Imigrasi, Bea Cukai, Airline, Ground handling untuk dapat menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanannya," tambah Herry.

Di akhir tahun 2014 lalu hasil memuaskan berhasil diraih Bandara I Gusti Ngurah Rai dimana berdasarkan pengukuran airport service quality triwulan ketiga, tingkat kepuasan pengguna jasa bandara meningkat menjadi 4,2. Dengan nilai itu posisi Bandara I Gusti Ngurah Rai naik menjadi peringkat 60 dunia.

Tahun  yang sama Ban dara I Gusti Ngurah Rai juga berhasil mendapatkan penghargaan kategori Prima Utama Pelayanan Transportasi Publik dari Kementerian Perhubungan.

Dari sisi keamanan bandara, Dirjen Perhubungan Udara bekerja sama dengan the Office of  Transport Security of Australia (OTS) melakukan assessment yang menyatakan bahwa Bandara I Gusti Ngurah Rai telah comply terhadap aspek keamanan internasional bahkan melebihi standar yang ditetapkan ICAO.

Diakui oleh Herry kendati berhasil meraih pencapaian yang membanggakan, Bandara I Gusti Ngurah Rai masih harus terus berbenah. "Keberhasilan yang diraih Bandara I Gusti Ngurah Rai kami jadikan sebagai cambuk serta penyemangat untuk terus melakukan continuous improvement," ucapnya.

"Kami memiliki tekad dan komitmen penuh untuk terus melayani dan memberikan yang terbaik kepada para pengguna jasa bandara, untuk itu  kami sangat terbuka terhadap masukan serta saran yang membangun demi kemajuan bersama," tutup Herry