29 Oct 2015
kembali ke listTRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung;, Bali menjadi satu di antara bandara paling sibuk di Indonesia.
Selama ini tercatat dalam satu tahun sekitar 15 hingga 20 juta penumpang berada di bandara tersebut.
Pertumbuhan penumpangnya mencapai 20 persen per tahunnya.
Manajer ATFM AirNav Indonesia, Rusaidi mengatakan, dengan kondisi
tersebut tentu diperlukan sebuah sistem untuk mengatur penerbangan di
wilayah Bali.
"Karena itu, kami memberikan sosialisasi kepada para maskapai terkait keberadaan Air Traffic Flow Manajemen tersebut," ujarnya, Kamis (29/10/2015).
Sosisalisi ini ditujukan agar tiap pihak yang terlibat dalam penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mendapat edukasi terkait keberadaan ATFM tersebut.
Terlebih pada November tahun 2015 mendatang, setiap bandara harus menerapkan ATFM.
Ia melihat, perkembangan industri penerbangan di wilayah Indonesia cukup pesat.
Kondisi ini membuat lalu lintas udara di Indonesia relatif padat.
Kepadatan ini kemudian berimbas pada ketidaknyamanan bagi penumpang.
"Ya kepadatan itu bisa mengakibatkan penundaan penerbangan. Dari penundaan (delay) ini nanti efeknya berantai termasuk dalam dunia bisnis," jelasnya.
Tak hanya bagi penumpang, penundaan tersebut juga berimbas bagi pihak maskapai penerbangan.
Kata dia, semakin lama waktu delay semakin banyak pula bahan bakar yang harus dikeluarkan.
"Nah tentu saja, biaya bahan bakar juga akan lebih banyak karena kebutuhan bahan bakar juga bertambah. Ini nantinya juga akan berdampak pada harga tiket yang semakin mahal," katanya.
Rusaidi menambahkan, perkembangan penerbangan di Bali menempati posisi kedua paling padat di Indonesia.
Banyak maskapai asing yang sebenarnya ingin membuka rute penerbangan ke Bali.
"Namun karena kapasitas Bali sangat terbatas, maka tidak semuanya tercover. Menurut catatan kami pertumbuhan penumpang di Bali mencapai 20 persen per tahunnya," jelasnya.
Kata dia, pada tahun lalu Indonesia mencapai 90 juta, sekitar 55 juta ada di Jakarta. Sedangkan di Bali ada sekitar 15 hingga 20 juta penumpang.
"Dengan pertumbuhan tersebut maka perlu kerja sama yang erat di
antara pihak terkait baik dari pengelola bandara, AirNav, Militer,
Airlines, dan Otoritas Bandara untuk pertumbuhan penerbangan yang baik,"
jelasnya. [bali.tribunnews/FD]