en id

Bali Airport Gelar Balinese Culture Performance

13 Dec 2019

kembali ke list


MANGUPURA – Bali merupakan salah satu destinasi wisata masyhur dunia. Setiap tahunnya, jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia berbondong-bondong menempuh perjalanan ribuan kilometer demi hadir menyaksikan keelokan alam serta budaya Bali yang telah menggaung ke seluruh penjuru kolong langit. 

Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali yang berdiri di tanah Bali, serta merupakan pintu gerbang utama keluar masuknya para wisatawan, senantiasa hadir dalam upayanya melestarikan keagungan budaya Bali melalui hadirnya berbagai rupa pertunjukan seni yang dipentaskan di dalam terminal bandar udara.

Di penghujung tahun 2019 ini, Bali Airport kembali menghadirkan pertunjukan seni tradisi kebudayaan bali yang bertajuk Regular Balinese Culture Performance. Pementasan karya seni dalam matra tarian tradisional serta Parade Gebogan ini dihadirkan pula untuk mengenalkan seni tradisional Bali kepada para penumpang yang tengah menunggu penerbangan.

“Kegiatan ini telah dimulai pada tanggal 7 dan 10 Desember lalu. Pada dua kesempatan tersebut, kami menghadirkan Parade Gebogan Bali untuk menjadi awal mula dari rangkaian kegiatan yang kami namakan dengan Regular Balinese Culture Performance. Melalui kegiatan ini, kami bertujuan agar bandar udara ini, yang merupakan tempat persinggahan pertama dan terakhir bagi penumpang selama berwisata di Bali, dapat menjadi media dalam upaya pelestarian budaya Bali,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Herry A.Y. Sikado, Jum’at (13/12).

“Hari ini, kami kembali hadir mempersembahkan pertunjukan khusus bertajuk Parade Festival Kesenian Bali. Sejumlah tarian Bali seperti Tari Blibis dan Legong, kami hadirkan untuk menghibur serta memperkenalkan salah satu intisari kebudayaan Bali ini kepada para penumpang. Acara ini sebenarnya bukan yang pertama kali kami laksanakan. Frekuensinya kami tambahkan karena selain untuk melestarikan kebudayaan Bali, hal ini dapat menjadi suguhan yang berkesan bagi para penumpang.,” lanjutnya.

Selain tarian, para pementas yang kesehariannya merupakan personel dari unit Airport Security ini juga turut mementaskan parade berkeliling Terminal Keberangkatan Domestik dan Internasional dengan diiringi oleh instrumen Gong Suling.

Rangkaian kegiatan yang juga ditujukan untuk meningkatkan ambience serta menghadirkan pengalaman khusus tentang Bali bagi para penumpang yang hendak meninggalkan Bali ini rencananya akan hadir selama dua kali dalam seminggu, serta akan dipentaskan di Terminal Keberangkatan Domestik serta Terminal Keberangkatan Internasional.

“Dengan hadirnya pertunjukan ini, akan semakin memperkuat nuansa kebudayaan Bali di dalam terminal. Wisatawan dunia hadir di Bali untuk menikmati keluhuran tradisi Bali. Dengan hadirnya pertunjukan ini di dalam bandar udara akan memberikan semacam memori khusus bagi para wisatawan yang tengah menunggu penerbangan, sehingga akan menjadi salah satu faktor yang akan membuat mereka berkeinginan kembali ke Bali,” tambah Herry.

Cintya, seorang penumpang tujuan Jakarta, mengaku senang dengan event ini. "Bagus ya, nuansa Bali-nya kental banget. Jadi 'makin senang liburan ke Bali," ucapnya. 

“Satu hal unik, dalam tiga penampilan ini, para penampil, baik itu penari serta penabuh gamelan, adalah para personel Airport Security yang kesehariannya bertanggung jawab terhadap keamanan bandar udara. Hal ini menunjukkan bahwa seni tradisional Bali masih akan tetap lestari oleh generasi muda. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan bahwa para penampil akan berasal dari berbagai sanggar seni di seluruh Bali. Kami juga bertujuan bahwa kegiatan ini, serta bandar udara pada umumnya, dapat menjadi tempat bagi para seniman tradisional Bali untuk menyalurkan karya mereka,” tutup Herry. [RN]