en id

Angkasa Pura I Tanda Tangani Kesepakatan Dengan BMKG

15 Nov 2016

kembali ke list


Tuban - Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan informasi meteorologi kepada seluruh pemangku jabatan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan cepat, tepat, akurat dan berjangkauan luas, Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai melaksanakan Sosialisasi Pelayanan Cuaca Untuk Keselamatan Penerbangan, Selasa (15/11).

Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan penandatanganan kesepakatan bersama pemberian informasi cuaca di Bandara I Gusti Ngurah Rai antara BMKG dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) yang tertuang dalam Letter Of Agreement (LOA) Pelayanan cuaca Untuk Keselamatan Penerbangan.

Penandatanganan LOA dilakukan di Quest Hotel Kuta antara General Manager Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi dan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Catur Winarti.

Yanus menyampaikan apresiasinya atas upaya BMKG dalam memastikan pelayanan informasi cuaca di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Seperti kita ketahui bersama, untuk memastikan tingkat keselamatan, dunia penerbangan memang sangat bergantung pada faktor cuaca.

"Sebagai pengelola bandara kami sangat membutuhkan informasi cuaca yang terus terbarui. Contoh paling nyata adalah saat adanya erupsi Gunung Raung dan Barujari. Operasional bandara saat itu sangat bergantung pada hasil pantauan dan evaluasi pergerakan angin. Dan data ini kami terima dari BMKG," ucap Yanus.

Berdasarkan data statistik kecelakaan pesawat yang merepresentasikan 1.104 kecelakaan pada periode 55 tahun, dari 1960 – 2015 menunjukkan bahwa 6% penyebab kecelakaan pesawat dikarenakan faktor cuaca. Hal tersebut dapat dihindari ataupun diminimalisir kejadiannya dengan lebih memperhatikan cuaca dan menjalankan prosedur sebagaimana seharusnya.

Kondisi cuaca buruk yang paling tinggi potensi untuk menimbulkan kecelakaan adalah adanya Awan Badai, Ketinggian dasar awan, jarak pandang mendatar (visibility), angin (tail wind, headwind ataupun crosswind), salju, pembekuan (icing) dan turbulensi/guncangan.

Upaya peningkatan keselamatan penerbangan melalui Air Traffic Flow Management (ATFM), yaitu cara / metoda untuk menyeimbangkan antara kapasitas (capacity) dan permintaan (demand) di ruang udara (airspace) maupun di bandara, sehingga pengaturan lalu lintas udara efisien dan efektif. ATFM tidak bisa dilaksanakan sendiri tetapi dilakukan secara bersama dengan kesadaran tinggi oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder) di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.

"Kita berharap melalui kerjasama ini, kita bisa lebih memahami dan peduli pada informasi cuaca yang sangat membantu dalam meningkatkan keselamatan penerbangan," tambahnya.