Mangupura - Sebagai wujud keseriusannya, PT. Angkasa Pura I (Persero) melaksanakan pengukuran tingkat kematangan penerapan manajemen risiko. Proses pengukuran dilakukan melalui metode pengisian quesioner di kantor pusat dan seluruh cabang, termasuk di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Proses pengukuran di Bandara I Gusti Ngurah Rai dilaksanakan selama 3 hari yaitu 14 - 16 November 2016. quesioner dibagikan tidak hanya di tingkat manajerial, tetapi hingga ke lini staf.
Dengan menggandeng konsultan PT. Bumi Pertiwi Mandiri, kegiatan pengukuran tingkat kematangan (maturitas) ini ditutup dengan sosialisasi manajemen risiko dan pedoman kepatuhan (compliance).
Penerapan manajemen risiko di lingkungan Angkasa Pura I sendiri sudah berjalan sejak tahun 2011. Pada tahun 2013 penerapannya sudah sesuai standar internasional yaitu dengan mengacu pada ISO 31000:2011.
"Dunia penerbangan dan kebandarudaraan sarat dengan peraturan yang wajib dipatuhi. Jika tidak memenuhi peraturan maka risikonya bisa sangat merugikan bagi keselamatan penerbangan. Karenanya Angkasa Pura I sangat serius untuk selalu comply terhadap aturan yang ada," ucap Putu Puja Supradnyana selaku Co. General Manager Bandara i Gusti Ngurah Rai.
Ia menambahkan bahwa budaya risiko dan kepatuhan menjadi 2 hal yang sangat berhubungan. "Jika kami tidak patuh atau comply maka akan berpotensi timbulnya risiko. Seluruh risiko ini harus dapat dikelola dengan baik sehingga dapat meminimalisasi kerugian yang mungkin dapat timbul," ujarnya.